Selasa, 06 April 2010

PROPOSAL

PROPOSAL PROGRAM PENGENTASAN

KEMISKINAN

Melalui Sistim Pemanfaatan Sumber daya alam

I. Pendahuluan.

Sudah di kenal sejak Zaman purbakala, Bahwa Nusantara yang kemudian Menjadi Negara kesatuan Republik Indonesia, Sebagai alam Zamrut katulistiwa memiliki sumber daya alam yang Melimpah Ruah, maka hamper seluruh Negara Dunia ingin menguasai Nusantara, Sistem pemerintahan kerajaan yang terkenal otoriter dan feudal terkesan selalu ingin membodohkan Rakyat. Agar Rakyat tidak ABerontak atas perlakuan Raja yang kekuasaan kedudukan sangat tidak adil karena berlaku sisti keturunan, Bukan atas dasar Propesei dan Demokrasi. Sabda seorang Raja adalah Hukum bagi suatu Negri, Hal ini di perparah dengan Munculnya Pemerintah Penjajah yang menyatu dengan Raja, yang tetap berprinsip agar Rakyat bodoh, agar mudah di Intimidasi dan di kuasai.

Pada masa peralihan Menjadi Negara Merdeka Indonesia, Gerakan Revolusi, Pemberontakan, Kerusuhan muncul silih berganti, karena Rakyat mudah di Propokasi, untuk mendukung orang-orang Elit yang tidak puas dengan kedudukan yang di harapkan, sehunggga Pendidikan di masa revolusi tidak Terencana dengan Baik yang berpihak pada Rakyat Banyak, di sisi lain masyarakat Tidak tahu apa arti dan manfaat suatu Pendidikan bagi anak Bangsa.

Di Zaman Orde Baru, Pendidikan baru di Rancang menjadi salah satu factor utama dalam membangunsuatu bangsa, namun Biaya Pendidikan yang di bebankan kepada Masyarakat langsung di pandang memberatkan keluarga dalam mencapai Pendidikan yang Layak, Pergolakan Politik sejak Turunnya Orde Baru, terkesan menjadi perbuatan Posisi kaum Elit, Munculnya sistim Pemerintahan Presidencial yang mengembalikan kedaulatan di tangan Rakyat, Para Elit Berlomba membuat Partay Politik yang berusaha mencari simpati Rakyat, Sementara Rakyat yang awam mudah di bawa arus janji dan kata-kata manis, satu harapan Rakyat adalah Dapat merubah Nasib melalui dukungan pada Partay Politik, namun Rakyat awam tetap pada habitatnya.

Sistim Pendidikan Formal yang di kendalikan oleh kurikulum yang sasarannya adalah kecerdasan Ilmu pengetahuan dan Tehnologi makro Belum mampu melahirkan Generasi Bangsa ini kreatif produktif. Kelulusan Pendidikan masih berstatus pencri kerja, sehingga terjadi Penumpukan Pengangguran di mana-mana,sehingga banyaknya pengangguran sangat Riskau menimbulkan kerawann social baik msyarakat, bangsa dan Negara. Peranan para Elit untuk memanfaatkannya dalam melampiaskan kekecewaan berpotensi yang sangat besar, yang pada akhirnya mengacaukan stabilitas keamanan, kemasyarakatan dn pemerintah.

Nuansa itumerebak smpai saat ini, banyak argumentasiyang menyesatkan masyarakat awam.

Kebijakan Pemerintah dalam memproritaskan masalah pendidikan bangsa terganjal oleh elit-elit yang mengincar kursi kekuasaan. Sehingga pemerintah harus mengeluarkan anggaran-anggaran yang tidak kecil dalam mengamankan unjuk rasa, membangun kerusakan sarana prasarana sebagai dampak gerakan pengerahan masa. Padahal hamper semua orang sadar bahwa unjuk rasa dengan pengerahan masa sangat riskau terhadap ke stabilan yang dapat memancing konflik yang berkepanjangan.

Pembagian lokasi anggaran pendidikan yang di alokasikan pada pendidikan Formal, Informal dan Nonformal. Tidak dapat oftimal karena pejabat PLS dan Disnaker yang sangat berperan terkesan bekerja administratif, kurang pembinaan dan sosialisasi pada masyarakat.

Mengingat bahwa usia sekolah dan Non usia sekolah jauh sangat lebih banyak Non usia sekolah, dan mereka ini penentu pelaku Ekonomi yang dapat mempengaruhi perbaikan sosial ekonomi masa kini, sedangkan usia sekolah baru akan terasa 20 s/d 30 thn kemudian.

Hal yang menjadi pertanyaan kita adalah siapa penanggung jawab pendidikan masyarakat non usia sekolah, sedangkan memberikan pendidikan kepada non usia sekolah jauh lebih sulit, Rasa apatisme masyarakat non usia sekolah jauh lebih tinggi. Padahal masyarakat non usia sekolah adalah penentu pemutus siklus kemiskinan, dengan tidak terdidiknya masyarakat non usia sekolah yang kemudian menjadi keluarga miskin ( GAKIN ). Akan melahirkan anak-anak yang bersetatus miskin pula, hal itu di sebabkan tidak mampu bersaing mencari kerja yang layak, mengingat bahwa sudah membudaya di negri ini mencari kerja baik negeri atau karyawan swasta tak lepas dari uang Pelicin / suap. Sehingga tidak adanya uang pelicin / suap kesempatan kerja sangat tipis.

II. Langkh Yayasan DIAN PERTIWI

Mengamati hal-hal di atas yayasan DIAN PERTIWI yang bergerak di bidang pendidikan sisial, kemanusiaan dan keagamaan sangat perihatin dan terpanggil untik berbuat sesuatu, walaupun secara Realita yayasan kami tidak cukup dana karena belum ada Donatur yang dapat membantu dana secara rutin, baik lembaga Pemerintah atau Individu, sebagai anak bangsa kita berusaha semaksimal mungkin untuk dapat memberi solusi demi kemajuan masyarakat dan bangsa. Maka bermodal semangat dan panggilan jiwa sejak tgl : 15 -12 – 2008 kami membuka sitim pendidikan tanpa batas usia dan waktu yaitu Pontren Modern Terpadu Nurul Hidayah. Dengan bernbagai jenjang pendidikan sbb :

1. Play Group dan TKA A. Bagi anak usia 3-6 thn.

2. Pendidkan Madrasah Diniyah dari usai 7-23 thn yang basis Pendidikannya adalah

Agama, Ilmu Pengetahuan Tehnologi dan Pendidikan Latihan sesuai dengan

pelatihan keahlian di bidang tertentu, tujuan dari Pendidikan ini di sampinh ahlak

dan Intlektual adala Kemampuan membuka peluang usaha sesuai keahlian yang di

peroleh pada Diklat yang tetap di bina di awasi dan di arahkan oleh yayasan.

3. Pendidikan pemberdayaan perempuan melalui Majlis Ta`lim Pontren Nurul

Hidayah, di samping Pendidikan spiritual keAgamaan juga berikan Pendidikan

Latihan Usaha Industri Perdagangan dan Jasa.agar Ibu-ibu Rumah Tangga ini

mampu berkarya yang dapat meringankan beban ekonomi keluarga. Diklat di

berikan secara Peroedik, agar masing-masing Santri mempunyai ke ahlian yang

Produktif sehingga dapat membentuk kelompok Usaha Industri Perdagangan yang

dapat menyerap tenaga kerja.

4. Pendidikan pemberdayaan keluarga yang pesertanya adalah kepala keluarga

miskin.di samping pendidikan mental dan pengetahuan anggota ini di beri Diklat

Tentang Usaha Budi daya dengan memanfaatkan sumber daya alam.

5. Pendidikan Pemberdayaan Remaja, bermuara Pendiudikan keAgaman, Ilmu

pengetahuan dan pendidikan latihan tentang usaha kerajinan Industri, agar

senantiasa Remaja baik secara Individu atau kelompok dapat membuka Unit usaha

yang dapat menampung tenaga kerja.

Sistim Pendidikan ini pula bertujuan agar Para Alim Ulama lulusan Pontren Nurul Hidayah bukan memanfaatkan Agama untuk membiayai kehidupannya, tetapi usaha-usaha propil untuk biaya perjuangan Agama sosial dan kemanusiaan.Dengan langkah ini kemandirian Anak bangsa akan tumbuh di kemudian hari.

III. Skala Prioritas Dian Pertiwi.

Bila di lihat pokok masalah di atas tercermin bahwa banyaknya sumber daya alam pada tiap daerah tidak serta merta dapat menjamin Sosial Ekonomi Masyarakat Daerah Tersebut, di karenakan minimnya Pengetahuan yang tidak di arahkan oleh lembaga Pemerintah Daerah sampai desa terkesanhanya memberikan Pelayanan administrasi termasuk dinas-dinas terkait yang mestinya dapat membimbing langsung pada Masyarakat Ekonomi Lemah, tidak melakukan binaan-binaan, BLK yang berada di pusat Pemerintah Daerah tidak menyentuh masyarakat Bawah, karena masyarakat tidak tahu apa yang menjadi program BLK. Di sisi lain jauhnya jarak antara BLK dan Masyarakat, menelan kas yang cukp besar. Maka terkesan BLK tak ubahnya sebuah Monumen.

Menyikapi hal Tersebut Pengurus Yayasan Dian Pertiwi pada tgl 20-24 juli 2009 mengadakan Observasi di Daerah Istimewa Yogyakarta tpat di daerah kab. Bantul dan kab. Gunung kidul, yang secara geografis dan kondisi alam sebagai Daerah Gersang dan Minus, tetapi masyarakat dapat menyangga kehidupan Ekonomi dengan Budi daya Peternakan.Dalam Perjalanan Pengurus dapat di temukan berbagai pemikiran Baru di mana untuk kab.Gunung kidul jerami garing dapat di jual dengan harga Rp 10.000,- tiap ikat dan Tangkal jagung rata-rata 1.000,- perbatang yaitu 1 Bengket sekitar 20 batang di jul 20.000,-.Dari hasil Opservasi itu Pengurus menyadari bahwa di Jawa Barat sumber daya alam terutama limbah pertanian yang di Gunung kidul mempunyai Nilai Ekonomi tinggi di Jawa Barat terbuang PerCuma. Menurut analisa APerhitungan Pengurus yayasan di kab.KarawangDengan luas sawah Tehnis 100.000 Ha. Dengan hasil padi rata-rata 6000 kg.perhektar, menghasilkan limbah jerami secara Ekonomis sbb : Tiap 100 kg padi limbah jerami tercatat : 10 Bengket, maka 1 ton padi limbah jeraminya adalah : 10 x 10 = 100 bengket. Sehingga 1 ha dengan hasil padi 6000 kg / 60…….. : limbah jeraminya 60 x 10 = 600 beungkeut. Maka 100.000 ha sawah kurang menghasilkan limbah jerami : 600 x 100.000 = 60.000.000 bengket per musim atau 3 x 60.000,- = 180.000.000 bengket pertahun. Bila di ukur dengan harga di Gn. Kidul = 180.000.000 x Rp 10.000,- = 1.800.000.000.000,- (Seratus Triliyun Delapan Ratus Milyar Rupiah) sedangkan APBD Karawang 1 th. Rp 1,3. Triliyun, di bawah hasil limbah jerami.

Hasil kulit padi (Merambet) = 100 kg padi = 30 kg = 300 kg dalam 1 ton padi, berarti 600.000 ton hasil padi karawang permusim = 1.800.000 ton setahun hasil Merambut adalah 300 x 1.8000.0000 = 540.000.000 kg pertahun Dengan Harga jual Merambut giling di gunung kidul : Rp 2000,- a kg. Maka Nilai Merambut karawang : 540.000.000 x Rp 2000,- = Rp 1.080.000.000.000,-

Dari limbah produksi pertanian padi saja jumlah aset terbunag kabupaten karawang tiap tahun adalah : Rp 1,8 Trilyun + 1,08 Trilyun atau : 2,88 Trilyun rupiah. Bila tambah dengan limbah Produksi Pertanian seperti singkong , palawija, holtikultura atau rumput-rumput liar, daun tanaman keras seperti lantoro, singon dsb. Maka sekitar 5 Trilyun rupiah sumber daya alam kab. Karawanag Terbuang tak berbekas.

Banyaknya produk karawang yang menghuni Tanah kehutanan, tanah PJKA, tnah PTJT, Ro 1 jalan dsb.di banding dengan aset Terbuang menunjukan Bahwa Masyarakat karawanag Termasuk kata gori tertinggal atau terbelakang.

Mengingat Yayasan Dian Pertiwi berdiri di Kec. Ciampel, kab. Karawanag, Jawa Barat Maka berusaha untuk mengubah Potensi atau terbuang ini menjadi Ekonomis dan dapat Bermanfaat dalam keejahteraan Ekonomi Masyarakat.Namun untuk menyadarkan Masyarakat luas tidak bias hanya Ceramah harus di mulai dengan gerakan yang menguntungkan Masyarakat, yang dapat merangsang Masyarakat itu sendiri.

Oleh sebab itu Yayasan membuat Program usaha Budi daya Peternakan, yang di proritaskan paling awal adalah Pola Penggemukan Sapi Potong.karena pola ini dapat memakan waktu 4 bulan atau semusim padi. Kebijakan Lokasi mengingat Pusat Dian Pertiwi di Desa Mulyasari, Kec. Ciampel, maka Prioritas Utama aadalah Desa Mulyasari, dan para binaan Pertama adalah Gakin yang ikut dalam kegiatan Pesantren atau yayasan. Sebanyak 10 kelompok dengan anggota 100 orang.untuk pengembangannya 100 orang ini akan melatih anggota binaan Baru masing-masing 10 orang dari desa se Kec. Ciampel untuk th. 2010. dengan tujuan agar Kec.Ciampel 2010 bebas gakin. Dan punya kader pelatih Usaha Budi daya Sapi Potong 1000 orang. Sehingga 2011 309 desa se kab. Karawang telah terdapat kandang sapi kolektif masing-masing satu kandang dengan isi sapi potong 100 ekor.Dengan program pengentasan kemiskinan Mandiri Populasi Ternak Sapi karawang 2015 menjadi 100.000 ekor.

IV. Sistim Usaha Budi daya Peternakan.

Dalam Pengembanagan Usaha ini Ayayasan memilih 5 jenis komoditas :

1. Penggemukan Sapi Potong.

2. Pengembangan Sapi.

3. Peternakan Sapi Potong.

4. Peternakan Kambing Perahan Etawa (EP).

5. Peternakan Domba Unggul.

Dengan Rencana Program sbb :

1. Pailet Proyek Pontren Nurul Hidayah : 1 kandang 100 ekor untuk 10 kelompok

usaha atau 100 orang anggota dengan sistim Penggemukan Sapi Potong.

2. Desa Mulyasari 1 kandang dengan 10 kelompok (100) orang Anggota, jenis

Penggemukan Sapi Potong 100 ekor.

3. Desa Kutapohaci 1 kandang 10 kelompok atau 100 Anggota jenis

Pengembangan Ternak Sapi melalui 1 B.mengubah Sapi Lokal menjadi Sapi

Unggul . sebanyak 100 ekor induk.

4. Desa Kutanegara 1 kandang 10 kelompok (100) Anggota dengan 100 ekor sapi

Peternakan Sapi Perah.

5. Desa Kuta Mekar dengan Peternakan Kambing Etawa (PE) Dengan 1 kandang

10 kelompok atau 100 Aanggota dengan jumlah 500 ekor kambing.

6. Desa Parung Mulya 1 kandang dengan 10 kelompok (100 Anggota) Peternakan

Domba Unggul sebanyak 500 ekor.

6. Desa Tegalega 1 kandang 10 kelompok 100 anggota sebanyak 100 ekor Sapi

jenis Penggemukan Sapi Potong.

Tidak ada komentar: